Periode 1950 hingga 1960-an : Pendirian Bagian Radiologi
Bagian Radiologi didirikan bersamaan dengan pendirian Fakultas Kedokteran UGM, pada tahun 1949. Pada awal pendirian Bagian Radiologi menumpang di RSU Surakarta karena keadaan fisik gedung Fakultas Kedokteran UGM yang masih sangat minim. Kegiatan perkuliahan Anatomi Roentgen diselenggarakan di Yogyakarta, sedangkan kegiatan kepaniteraan (co-schap) dilakukan di RSU Surakarta. Kepala Bagian pada waktu itu Prof. Drs. Soetjipto Poerwosoeprodjo. Motto beliau tertulis diatas pintu kamar kerja yaitu: SEPI ING PAMRIH RAME ING GAWE. dr. R. Hirlan Sapamo Widagdo merupakan residen pertama dan kemudian tercatat beberapa residen berikutnya. Peralatan radiologi di RSU Surakarta pada waktu itu terbatas untuk kegiatan diagnostik konvensional kemudian disusul fasilitas Radioterapi.
Periode 1970-an: Perpindahan ke Yogyakarta
Pada tahun 1969 Kepala Bagian Radiologi Prof. Drs. Soetjipto Poerwosoeprodjo sering sakit-sakitan maka ditunjuk dr. Joedjono Mardjono menjadi Kepala Bagian Radiologi. Tahun 1970 mulai dirintis terwujudnya Bagian Radiologi FK UGM di Yogyakarta berbarengan dengan pendirian Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr.Sardjito di Yogyakarta. Atas prakarsa Dekan Fakultas Kedokteran UGM Prof. dr. Soewasono Adisewojo dan bantuan Departemen Kesehatan serta dukungan Kepala Bagian Radiologi maka diputuskan untuk membangun gedung unit Radiologi di RSUP Dr. Sardjito.
Gedung Unit Radiologi RSUP Dr. Sardjito/Bagian Radiologi FK UGM dilengkapi dengan peralatan radiologi yang seluruhnya baru dan tidak menggunakan peralatan dari RS Pugeran dan RSU Surakarta. Saat itu telah digunakan peralatan radiologi diagnostik konvensional yang cukup lengkap dan modern, disamping itu juga tersedia peralatan radioterapi eksterna terdiri dari Cesium 137, Stabilipan dan Dermopan. Pelayanan diagnostik untuk pasien poliklinik dimulai awal tahun 1975 dan radioterapi dimulai tanggal 21 Desember 1975 setelah seorang radiografer radioterapi ditempatkan di RSUP Dr. Sardjito. Pada saat dibuka pelayanan poliklinik radiodiagnostik Kepala Unit/Bagian Radiologi dibantu oleh seorang radiografer lulusan Akademi Penata Roentgen (APRO) Jakarta, yaitu Agus Widana (hanya bertugas beberapa bulan saja), seorang lulusan Akademi Teknik Roentgen (ATRO), yaitu Endin Basuni, dan beberapa tenaga administrasi. Setelah itu mendapat tenaga seorang ASRO Surabaya dan 4 orang lulusan APRO Jakarta termasuk satu radiografer radioterapi.
Periode 1970 akhir hingga 1980-an : Perkembangan Bagian Radiologi
Disamping sarana fisik yang sudah tersedia Bagian Radiologi berusaha menambah staf edukatif. Sayangnya tidak banyak dokter yang berminat mendalami. Situasi ini tampak cukup jelas dari tidak seorangpun dokter spesialis Radiologi yang diluluskan sampai tahun 1979. Periode berikutnya tercatat beberapa residen yang berminat memperkuat Bagian Radiologi serta menjadi staf edukatif FK-UGM. Pada tahun 1971 Prof. Drs. Soetjipto Poerwosoeprodjo meninggal dunia dan peristiwa itu merupakan masa yang kritis bagi keluarga radiologi Indonesia, khususnya FK UGM karena telah kehilangan seorang guru besar yang patut diteladani.
Pada bulan Agustus 1976 dr. Joedjono Mardjono memasuki usia pensiun dan sebagai satu-satunya staf edukatif FK UGM Bagian Radiologi yaitu dr. Soerojo dipanggil untuk menduduki jabatan Kepala Bagian Radiologi. Sebelumnya dr. Soerojo menjabat Asisten I Bagian Radiologi yang ditugaskan di RSU Surakarta memimpin kepaniteraan mahasiswa FK UGM. Selanjutnya terjadi penambahan jumlah residen dan karyawan sehingga Bagian Radiologi menjadi semakin berkembang dan semakin kuat. Dari aspek ketenagaan, tahun 1976/1977 Bagian Radiologi mendapat dokter spesialis dari FK-UI dan Departemen Kesehatan, yakni dr. Abdul Latief yang akhirnya menjadi staf edukatif FK UGM dan dr. Cholid Badri yang kemudian pindah ke RSUP Ciptomangunkusumo Jakarta setelah bertugas 5 tahun. Sampai tahun 1987 ada penambahan beberapa peralatan radiologi untuk melengkapi pelayanan dan sebagai sarana pendidikan di Bagian Radiologi. Peralatan Radiodiagnostik dilengkapi dengan Angiografi, Kedokteran Nuklir (Kamera Gamma, Thyroid uptake, Renogram) dan peralatan Ultrasonografi (USG). Sedangkan peralatan radioterapi mendapat tambahan : Cobalt 60, Simulator dan Afterloading. Disamping itu kegiatan pendidikan dan penelitian juga meningkat
Periode 1980 hingga sekarang : Kemajuan Teknologi Pencitraan
Sesuai dengan ketetapan baru, sekitar tahun 1986 Bagian Radiologi dinamakan Laboratorium Radiologi. Berdasarkan hasil pemilihan, maka Rektor UGM menetapkan dr. Arif Faisal sebagai Kepala Laboratorium Radiologi masa jabatan 1987-1991 dan 1992-1996. Pada periode ini terlihat peningkatan jumlah residen, peningkatan jenis pelayanan, pendidikan dan kegiatan ilmiah. Terdapat penambahan peralatan radiodiagnostik: whole body CT Scan, Kamera gamma SPECT, Ultrasonografi unit, X-ray unit, dan Mammografi. Kepala Bagian Radiologi dilanjutkan oleh dr. Abdul Latief, Sp.Rad sejak tahun 1995 hingga 2000 dan kemudian dilanjutkan oleh dr. Bagaswoto Poedjomartono, Sp.Rad(K), Sp.KN sejak tahun 2001 hingga 2005. Kepemimpinan Bagian Radiologi dilanjutkan oleh dr. Edy Moeljono selama 2 periode hingga 2014, dan hingga saat ini Departemen Radiologi dipimpin oleh Dr. dr. Lina Choridah, SpRad(K).
Jumlah SDM pada bagian radiologi berkembang diselingi dengan pengurangan staff karena memasuki masa pensiun yaitu: (alm) dr. Soewondo, Sp.Rad (1990), (alm) dr. Soerojo, Sp.Rad (1992), dr. Mimiek Alimiyah (1995), dr. Cholid Achmad B, (alm) dr. Kunta Haryono, Sp.Rad, (alm) Prof. dr. Maesadji Tjoktronegoro, dan dr. Edy Moeljono (2014).
Seiring perjalanan waktu dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat sampai dengan tahun 2015 bagian radiologi mulai menjadi primadona. Terdapat penambahan berbagai alat canggih yaitu MSCT 64 slice, peralatan cath-lab, ultrasonografi colour doppler dan elastografi, CAD Mammografi, DR-X-Ray dan Pesawat Linear Accelerator.
Sejak awal tahun 2016 sesuai Struktur Organisasi dan Tata Kelola Fakultas Kedokteran UGM yang baru, Bagian Radiologi berubah nama menjadi Departemen Radiologi dengan 14 orang staf dosen dokter spesialis Radiologi aktif, 2 orang asisten dosen, 67 residen, dan 7 mahasiswa asing dari Palestina. Departemen Radiologi juga berpartisipasi aktif dalam proses pendidikan sarjana kedokteran maupun pendidikan profesi dokter. Dari sudut pelayanan jumlah pasien radiodiagnostik rata-rata 250 pemeriksaan per hari sedangkan pasien yang mendapat radioterapi rata-rata 60 per hari. Departemen Radiologi juga melakukan penelitian multi-sentris dengan departemen lain dan juga dengan fakultas dan institusi lain, misalnya dengan penelitian kolaboratif dengan Departemen Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik, Fakultas MIPA UGM, Pusat Kanker RSUP Dr. Sardjito, dan Departemen Informatika, Fakultas MIPA, UIN Sunan Kalijaga.
Peningkatan jumlah SDM, peserta didik, dan fasilitas layanan menggambarkan perkembangan yang cukup menggembirakan dari Departemen Radiologi yang diharapkan akan menunjang tugas departemen Radiologi dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat.
Find Us