Pada tanggal 18–19 Oktober 2025, telah terselenggara kegiatan International Postgraduate Symposium (IPGS) 2025 dengan tema “Innovative Pathways for Healthcare Improvement: Leveraging Artificial Intelligence Across Domains.” Acara ini berlangsung di Auditorium Gedung Bambang Soetarso, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM). IPGS merupakan ajang ilmiah tahunan yang mempertemukan mahasiswa pascasarjana, peneliti, dan praktisi kesehatan untuk berbagi gagasan serta hasil riset terkini. Tahun ini, tema yang diangkat adalah pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) sebagai inovasi dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan kesehatan di berbagai bidang. Melalui beragam sesi ilmiah, presentasi penelitian, dan kompetisi akademik, peserta diajak mengeksplorasi bagaimana teknologi dapat menjadi mitra strategis bagi tenaga medis dalam memberikan pelayanan yang lebih cepat, akurat, dan berorientasi pada pasien.
Dalam kesempatan ini, Departemen Radiologi FK-KMK UGM turut berpartisipasi aktif dengan mengirim perwakilan dalam kompetisi ilmiah IPGS 2025. Ucapan terima kasih dan apresiasi disampaikan kepada dr. Iqbal Andri Makarim dan dr. Dita Kartika Sari atas partisipasinya dalam Debate Competition, dr. Qonitya Hapsari dan dr. Rizki Hafidzah Baswedan atas partisipasinya dalam Research Pitch Contest, dan dr. Ajeng Visca Icanervilia, MPH, PhD atas kontribusinya sebagai juri dalam Research Pitch Contest.
dr. Intan Mupangat dan dr. Hemas Abidah Rahmawati meraih Juara dalam IPGS 2025
Prestasi membanggakan juga diraih oleh dua peserta dari Departemen Radiologi FK-KMK UGM yaitu dr. Hemas Abidah Rahmawati meraih Juara 2 Debate Competition IPGS 2025 setelah berargumen melawan aposisi dari tim 7 tentang pertimbangan etik terkait penggunaan AI dalam dunia kedokteran khususnya sebagai virtual assistant. Juara Research Pitch Contest Terfavorit IPGS 2025 pun diraih oleh dr. Intan Mupangat setelah membawakan risetnya yang berjudul “Artificial Intelligence in Radiology: Promise, Pitfalls, and Practical Challenges”. Keberhasilan ini mencerminkan semangat para peserta dalam mengasah kemampuan berpikir kritis, menyampaikan ide ilmiah secara efektif, dan memperkuat kolaborasi lintas bidang. Pengalaman yang diperoleh melalui ajang ini diharapkan mampu memperluas wawasan serta memperkaya praktik profesional di bidang kesehatan, khususnya dalam menghadapi era digitalisasi dan integrasi teknologi informasi.
Lebih dari sekadar kompetisi, IPGS 2025 menjadi ruang inspiratif bagi generasi muda kedokteran untuk terus berinovasi dan berkontribusi pada kemajuan ilmu pengetahuan. Melalui kegiatan ini, para peserta turut mendukung dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) terutama SDG 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 4 Pendidikan Berkualitas, dan SDG 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, kegiatan seperti IPGS diharapkan dapat terus menjadi motor penggerak dalam menghadirkan solusi kesehatan yang cerdas, berkelanjutan, dan berdampak luas bagi masyarakat. (HB/PL/MY)